Secara tak sadar kita menggolong-golongkan dosa, dosa ini kecil dan dosa itu besar. Dosa si A lebih besar dari dosa ku, “kalo gue masuk neraka, maka si A pasti masuk lubang sumur di neraka”. Akibatnya kita lebih toleran kepada dosa tertentu dan sebaliknya menghakimi / mengecam dosa yang lain.
Penulis menyimpulkan kita menganggap dosa aktif lebih buruk daripada dosa pasif. Cenderung lebih menghakimi dosa aktif dan toleran kepada dosa yang pasif. Contoh dosa aktif adalah berbuat jahat, benci (marah-marah, menyakiti) , menyesatkan, membunuh, mencuri, boros/foya-foya, dll. Sedangkan contoh dosa pasif adalah tidak berbuat baik, takut, pasif (diam, tidak mau bicara), tidak percaya, cuek/ tidak pedulian, tidak menolong, malas bekerja, kikir, dll
Mari kita pasangkan dosa-dosa di atas dalam table supaya lebih jelas:
Kita menganggap dosa “benci” lebih buruk daripada “takut”, dosa “menyesatkan” lebih buruk daripada dosa “tidak percaya”, dosa “membunuh” lebih buruk daripada “tidak menolong”, dosa “kasar” lebih buruk daripada “cuek”, dosa “mencuri” lebih buruk daripada “malas bekerja”, dst. Tetapi bandingkan dengan FT berikut:
Wahyu 21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Ternyata kontradiksi dengan firman Tuhan di atas: yang pertama disebutkan sebagai penghuni neraka adalah dosa PENAKUT dan TIDAK PERCAYA yang termasuk kategori dosa pasif dalam tabel di atas. Dari ayat di atas bisa disimpulkan bahwa ternyata TUHAN lebih membenci dosa pasif dibandingkan dosa aktif. Hehehe..
Bisa jadi Allah tidak membedakan jenis dosa, tetapi jangan melebihi Allah dengan menganggap dosa aktif lebih buruk daripada dosa pasif dan menghakimi dosa aktif yang dilakukan orang lain tetapi memandang ringan dosa pasif yang dilakukannya sendiri.
Renungan:
Yakobus 4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
I Timotius 5:24 Dosa beberapa orang mencolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian.
Dan satu lagi kata-kata bijak berikut:
Sesama orang berdosa dilarang saling mendahului… hehehe…